Tepe


FILSAFAT PENDIDIKAN
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segala problematika dan kehidupannya. Namun karena banyak permasalah yang tidak dapat dijawab lagi oleh filsafat, lahirlah cabang ilmu pengetahuan lain yang membantu menjawab segala macam permasalahan yang timbul.
Disiplin ilmu pengetahuan yang lahir itu ternyata memiliki objek dan sasaran yang berbedam yang terpisah satu sama lain. Suatu disiplin ilmu pengetahuan mengurus dan mengembangkan bidang garapan sendiri dengan tidak memerhatikan hubungan dengan bidang lainnya. Diantara permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh filsafat adalah permasalahan yang terjadi di lingkungan pendidikan. Padahal menurut John Dewey (dalam Jalaludin dan Idi, 2011:32) menyatakan bahwa filsafat merupakan teori umum dan landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan. Tugas filsafat adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menyelidik factor-faktor realitas dan pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan.                        
Dalam Jalaludin dan Idi (2011:32) juga dijelaskan bahwa karena filsafat dan pendidikan memiliki hubungan hakiki dan timbal balik, maka berdirilah filsafat pendidikan yang berusaha menjawab dan memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban filosofis pula, dengan kata lain, kemunculan filsafat pendidikan ini disebabkan banyaknya perubahan dan permasalah yang timbul di lapangan pendidikan yang tidak mampu dijawab oleh ilmu filsafat. Ditambah dengan banyaknya ide-ide baru dalam dunia pendidikan yang berasal dari tokoh-tokoh filsafat Yunani.
Berdasarkan penjelasan di atas, pada makalah ini akan dibahas mengenai filsafat pendidikan secara tersendiri, agar lebih dalam pengetahuan mengenai filsafat pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.        Apa pengertian Filsafat Pendidikan?
2.        Apa saja ruang lingkup filsafat Pendidikan?
3.        Bagaimana hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan?
4.        Bagaimana hubungan antara filsafat, manusia, dan pendidikan?
5.        Bagaimana hubungan antara filsafat pendidikan dengan peningkatan sumber daya manusia?
C.    Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai:
1.      pengertian filsafat pendidikan;
2.      ruang lingkup filsafat pendidikan;
3.      hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan;
4.      hubungan antara filsafat, manusia, dan pendidikan;
5.      hubungan antara filsafat pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia.
D.    Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat secara:
1.      Teoritis, yaitu untuk mengkaji pemahaman mengenai filsafat pendidikan dengan segala latar belakang dan ruang lingkupnya.
2.      Praktis, dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang sedang menekuni pendidikan, hal ini sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas di makalah ini, yaitu mengenai filsafat pendidikan.
 
 
 
 
 
 
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Filsafat Pendidikan
a.      Pengertian Filsafat
Sebelum membahasa tentang pengertian filsafat pendidikan, terlebih dahulu akan dibahas mengenai pengertian filsafat. Menurut Hamdani (dalam Jalaludin dan Idi, 2011:1), kata filsafat berasal dari bahasa Yunani. Kata ini berasal dari kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang dan suka, serta kata Sophia berarti pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan. Menurut Plato (dalam Surajiyo, 2009:3) menyatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli). Menurut Aristoteles (dalam Surajiyo, 2009:3) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika ( filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda). Menurut Al-Farabi (dalam Bakhtiar, 2011:8) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya.
b.      Pengertian Pendidikan
Untuk lebih mendapatkan pengertian filsafat pendidikan yang lebih jelas, ada baiknya kita melihat beberapa konsep mengenai pengertian pendidikan. Menurut Jalaludin dan Idi (2011: 7), pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal. Yang dimaksud kepribadian yang utama dan ideal adalah kepribadian yang memiliki kesadaran moral dan sikap mental secara teguh dan sungguh-sungguh memegang dan melaksanakan ajaran atau prinsip-prinsip nilai yang menjadi pandangan hidup secara individu, masyarakat maupun filsafat bangsa dan negara.
Dalam pandangan John Dewey (dalam Jalaludin dan Idi, 2011:7), pendidikan adalah sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya rasa (emosi) manusia.
Pengertian pendidikan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
c.       Pengertian Filsafat PendidikanMenurut Jalaludin dan Idi (2011:6), filsafat pendidikan didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan
prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
Menurut John Dewey (dalam Jalaludin dan Idi, 2011: 6), filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju tabiat manusia. Sedangkan filsafat pendidikan menurut al- Syaibani (dalam Jalaludin dan Idi, 2011:6), filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur, yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.
Fisafat pendidikan (dalam Mudyahardjo, 2010:5) adalah pengetahuan yang memikirkan hakikat pendidikan yang berkaitan dengan tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya.
Filsafat pendidikan (dalam Salahudin, 2011: 22) adalah pengetahuan yang memikirkan hakikat pendidikan secara komprehensif dan kontemplatif tentang sumber, seluk beluk pendidikan, fungsi dan tujuan pendidikan. Filsafat pendidikan (dalam Salahudin, 2011:23) adalah pengetahuan yang mengkaji proses pendidikan dan teori pendidikan.
              Dari pengertian filsafat, pendidikan dan filsafat pendidikan yang sudah dipaparkan di atas dari berbagai sumber, maka penulis simpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah suatu terapan ilmu filsafat terhadap problema pendidikan, diantaranya memikirkan, menggambarkan hakikat, seluk beluk, sumber, fungsi dan tujuan pendidikan.
1.      Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan.
Menurut Noor Syam (dalam Jalaludin dan Idi, 2011: 11), ruang lingkup filsafat adalah semua lapangan pemikiran manusia yang komprehensif. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar-benar ada (nyata), baik materiil konkret maupun non materiil (abstrak) Jadi, objek filsafat itu tidak terbatas. Secara makro, apa yang menjadi objek pemikiran filsafat, yaitu permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Namun secara mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan menurut Tim Dosen IKIP Malang (dalam Jalaludin dan Idi, 2011: 12), meliputi:
1)      Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education)
2)      Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan ( the nature of man)
3)      Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan
4)      Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan.
5)      Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat pendidikan, dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
6)      Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Filsafat pendidikan mengkaji sistem yang di dalamnya terdapat berbagai komponen pendidikan (dalam Salahudin, 2011:27) yaitu:
(1) para pendidik;
(2) anak didik;
(3) lembaga pendidikan;
(4) kurikulum dan mata kuliah sebagai materi ilmu yang disampaikan kepada anak didik;
(5) hak dan kewajiban para pendidik dan anak didik;
(6) tugas dan fungsi pendidikan.
2.      Hubungan antara Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Menurut Noor Syam (dalam Jalaludin dan Idi, 2011:19), filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa merupakan asasa dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa, termasuk aspek pendidikan. Filsafat pendidikan yang dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu bangsa. Sedangkan pendidikan merupakan suatau cara atau mekanisme dalam menanamkan dan mewariskan nilai-nilai filsafat itu sendiri. Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem-sistem norma tingkah laku yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat. Untuk menjamin pendidikan dan proses tersebut efektif, dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan ilmiah sebagai asas normative dan pedoman pelaksanaan pembinaan.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat menetapkan ide-ide dan idealisme, dan pendidikan merupakan usaha dalam merealisasikan ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina kepribadian manusia.
Lebih lanjut, Bruner dan Burns (dalam Jalaludin dan Idi, 2011:21), mengatakan secara tegas dalam bukunya Problems in Education and Philosophy, bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan filsafat, yaitu untuk membimbing ke arah kebijaksanaan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah realisasi dari ide-ide filsafat, filsafat memberi asas kepastian bagi peranan pendidikan sebagai wadah pembinaan manusia yang telah melahirkan ilmu pendidikan, lembaga pendidikan dan aktivitas pendidikan. Jadi, filsafat pendidikan merupakan jiwa dan pedoman dasar pendidikan.
Untuk mengetahui bagaimana kedudukan atau posisi filsafat pendidikan di dalam filsafat, lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah (dalam Mudyahardjo, 2010: 7), mengenai kedudukan filsafat pendidikan:
Dari bagan 1 di atas, bisa dilihat bahwa filsafat pendidikan merupakan cabang dari filsafat yang merupakan bagian dari filsafat khusus.
1.      Hubungan antara Filsafat, Manusia, dan Pendidikan
Menurut Anshari (dalam Jalaludin dan Idi, 2011: 121), pada hakikatnya, semua yang ada di alam ini sudah sejak awal menjadi pemikiran dan teka-teki yang tak habis-habisnya diselidiki. Inilah yang menjadi fondasi timbulnya filsafat. Jadi filsafat adalah hasil usaha manusia dengan kekuatan akal budinya untuk memahami secara radikal, integral dan universal tentang hakikat Tuhan, alam dan manusia, serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari pemahaman tersebut.
Dengan demikian, jelaslah bahwa hal ini memerlukan perenungan yang mendalam dan mengasas pada usaha akal dan pekerjaan pikiran manusia. Karenanya, filsafatlah yang bertugas untuk mencari jawaban dengan cara ilmiah, objektif, memberikan pertanggungjawaban dengan berdasarkan pada akal budi manusia. Dengan demikian, filsafat itu timbul dari kodrat manusia.
Berbicara ilmu, maka tidak bisa lepas dengan eksistensi pendidikan, dari yang sifatnya umum sampai ke yang khusus. Hubungan filsafat dan ilmu pendidikan ini tidak hanya incidental, tetapi juga suatu keharusan. John Dewey (dalam Jalaludin dan Idi, 2011: 122), mengatakan bahwa filsafat itu merupakan teori umum dari pendidikan atau landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan. Lebih dari itu, filsafat memang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan pengalaman yang banyak terdapat di lapangan pendidikan.
 
2.      Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Peningkatan Sumber Daya Manusia
Di masyarakat tradisional, peningkatan kualitas sumber daya manusia masih  terbatas pada aspek-aspek tertentu yang erat kaitannya dengan tradisi setempat. Peningkatan itu tak lepas hubungannya dengan filsafat hidup dan kepribadian masing-masing. Dalam pengertian sederhana, filsafat diartikan sebagai kepribadian jati diri dan pandangan hidup seseorang, masyarakat atau bangsa. Kondisi ini dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat ataupun oleh usaha yang terprogram. Namun demikian, sesederhana apapun, pembentukan itu tak lepas dari peran pendidikan.
Pandangan hidup yang merupakan jati diri, berisi nilai-nilai yang dianggap sebagai sesuatu yang secara ideal adalah benar. Dan nilai kebenaran itu sendiri berbeda antara masyarakat atau bangsa yang satu dengan lainnya. Nilai-nilai kebenaran yang idealis ini disebut sebagai filsafat hdup yang dijadikan dasar dalam penyusunan sistem pendidikan.
Kemajuan peradaban manusia sebagian besar ditentukan oleh daya ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Makin tinggi penguasaan Iptek, makin maju pula peradaban suatu bangsa. Juga tingkat kualitas sumber daya manusianya. Salah satu sarana yang paling efektif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Sejalan dengan tujuan tersebut, disusunlah suatu sistem pendidikan yang layak dan serasi dengan tujuan pengembangan sumber daya manusia sebagai pendukung nilai-nilai budaya bagi peningkatan kemajuan peradaban yang dimiliki. Kemudian agar sistem pendidikan tersebut tetap terjaga, diperlukan adanya suatu landasan filsafat pendidikan yang dinilai mengakar pada kepribadian bangsa itu masing-masing. Dalam kaitan ini, terlihat bagaimana kaitan hubungan antara filsafat pendidikan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dengan demikian, dijelaskan (dalam Jalaludin dan Idi, 2011:188) bahwa antara rantai hubungan itu terlihat pada perincian sebagai berikut:
(1)   Setiap masyarakat atau bangsa memiliki sistem nilai ideal yang dipandang sebagai sesuatu yang benar
(2)   Nilai-nilai tersebut perlu dipertahankan sebagai sesuatu pandangan hidup atau filsafat hidup mereka
(3)   Agar nilai-nilai tersebut dapat dipelihara secara lestari, perlu diwariskan kepada generasi muda
(4)   Usaha pelestarian melalui pewarisan ini efektifnya melalui pendidikan
(5)   Untuk menyelaraskan pendidikan yang diselenggarakan dengan muatan yang terkandung dalam nilai-nilai yang menjadi pandangan hidup tersebut, maka secara sistematis program pendidikan harus menempatkan nilai-nilai tadi sebagai landasan dasar, muatan dan tujuan yang akan dicapai.
Kegunaan filsafat pendidikan (dalam Salahudin, 2011:28) yaitu:
1.     Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Tuhan dan seluruh ciptaannya kepada anak didik.
2.     Menguatkan iman dan memperkaya pandangan anak didik tentang ajaran-ajaran agama yang menjadi sumber keidupan manusia dan sumber ilmu penegtahuan
       3.    Memperluas penafsiran dan memperdalam pemaknaan berbagai hal yang menyangkut ilmu pengetahuan
4.    Meyakinkan anak didik bahwa norma-norma pendidikan dutujukan untuk kemaslahatan
5.     Memberikan keterampilan hidup yang fungsional
6.     Mencerdaskan anak didik
7.     Membentuk ahlak mulia
8.     Membentuk manusia yang memiliki kepedulian sosial, menegakkan amar makruf nahi munkar
9.     Mengembangkan lembaga pendidikan
10.   Mengkaji dan merumuskan teori yang berkaitan dengan pendidikan
11.   Menyiapkan generasi muda yang mumpuni dalam ilmu pendidikan
 
 
 
 
 
 
 
 
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Filsafat pendidikan adalah suatu terapan ilmu filsafat terhadap problema pendidikan, diantaranya memikirkan, menggambarkan hakikat, seluk beluk, sumber, fungsi dan tujuan pendidikan.
2.      Secara makro, apa yang menjadi objek pemikiran filsafat, yaitu permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Namun secara mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan adalah Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education), sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan ( the nature of man), hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan, hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan, merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat pendidikan, dan politik pendidikan (sistem pendidikan), merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
3.      Hubungan filsafat pendidikan dengan filsafat adalah bahwa filsafat pendidikan merupakan bagian dari filsafat yang merupakan salah satu dari filsafat khusus, yang berusaha menjawab dan memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban secara filosofis.
4.      Hubungan antara filsafat, manusia dan pendidikan adalah bahwa manusia dalam kehidupannya memerlukan filsafat dalam memecahkan segala problema diantaranya yang berkaitan dengan pendidikan.
5.      Kemajuan peradaban manusia sebagian besar ditentukan oleh daya ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Makin tinggi penguasaan Iptek, makin maju pula peradaban suatu bangsa. Juga tingkat kualitas sumber daya manusianya. Salah satu sarana yang paling efektif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Sejalan dengan tujuan tersebut, disusunlah suatu sistem pendidikan yang layak dan serasi dengan tujuan pengembangan sumber daya manusia sebagai pendukung nilai-nilai budaya bagi peningkatan kemajuan peradaban yang dimiliki. Kemudian agar sistem pendidikan tersebut tetap terjaga, diperlukan adanya suatu landasan filsafat pendidikan yang dinilai mengakar pada kepribadian bangsa itu masing-masing. Dalam kaitan ini, terlihat bagaimana kaitan hubungan antara filsafat pendidikan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar